Rabu, 05 November 2014

PULAU 1001 BENTENG


Yah memang sih enggak sampai 1001 Dan mungkin itu adalah julukan yang cocok untuk pulau yang satu ini. Ini adalah hal-hal yang tidak boleh terlewatkan bagi anda yang berlibur ke pulau weh. Yak langsung saja kita liat poin pertama.

1.    Sejarahnya. 
Saat Anda mengunjungi Sabang di Pulau Weh maka dipastikan akan melewati dan melihat langsung banyak bunker dan terowongan peninggalan Militer Pendudukan Jepang dari masa Perang Dunia II. Bunker tersebut tersebar di berbagai titik strategis mulai dari sisi terluar di pesisir pantai hingga ke tengah kota dan sisi perbukitan. Banyaknya bunker atau benteng pertahanan militer di Sabang membuat pulau weh ini dijuluki sebagai “Pulau Seribu Benteng”

Bunker di Sabang dipergunakan tentara Pendudukan Jepang (1942-1945) saat itu sebagai basis pertahanan menghadapi tentara Sekutu. Bentuk bunker tersebut beragam dan umumnya memiliki ruangan luas yang diduga sebagai tempat pantau musuh ke  arah laut. Beberapa di antaranya masih menyimpan meriam dalam ukuran besar yang langsung menghadap ke samudera lepas.

Militer Jepang mendarat di Sabang pada 12 Maret 1942 dimana berikutnya tidak butuh waktu lama hingga 15 Maret 1942 sudah melakukan operasi milter di Aceh. Tentara Jepang sendiri sudah menguasai Indonesia sejak 8 Maret 1942 dimana saat itu Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang.

Pulau Weh seluas 152 km² saat itu ibarat sepotong keju di lautan yang diperebutkan saat PD II. Kota Sabang sendiri sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan internasional yang lebih berperan dibandingkan Temasek (Singapura). Oleh karena itu, Militer Pendudukan Jepang selepas menguasainya kemudian membangun jaringan infrastruktur pertahanan berupa bunker dan terowongan yang menghubungkan ke berbagai titik strategis di pulau tersebut.

Menariknya, bunker Jepang itu diperkirakan terhubung dengan banyak bangunan yang menjadi kantor pemerintahan dan militer saat ini. Saat Perang Dunia II, Militer Pendudukan Jepang sengaja membuat akses ke jaringan bawah tanah berupa terowongan yang tertuju ke pusat komando di Bukit Layang, lokasinya tidak jauh dari Taman Ria di tengah kota. Terowongan bawah tanah di Sabang hingga saat ini sebagian sudah tertimbun atau sengaja ditutup seakan turut juga menyimpan fungsi rahasia militer Jepang.

Menurut cerita masyarakat tahun 1980-an, ada serombongan orang Jepang berkunjung ke sini dan bertemu pihak militer Indonesia untuk membahas penutupan terowongan itu mengingat kemungkinan lorongnya terhubung langsung dengan kantor-kantor militer dan pemerintah setempat.

Peran Sabang saat PD II nyaris sama dengan Pulau Iwo Jima yang menjadi basis pertahanan Militer Jepang di Pasifik. Bedanya Sabang dijadikan pusat komunikasi pertahanan Jepang di Selat Malaka. Karakteristis bentuk bunker dan terowongan di Sabang mirip seperti di Iwo Jima. Lorong-lorong rahasianya memiliki kedalaman 5 meter dari permukaan tanah dan terhubungkan ke pusat komando.

Tahun 1942, Sabang, Pulau Weh, berhasil direbut Jepang dari Hindia Belanda. Saat penyerangan tersebut, pilot-pilot Angkatan Udara Jepang dikenali sebagai pasukan Kamikaze atau pasukan bunuh diri demi menyelesaikan tugas mereka. Berikutnya Sabang dijadikan basis maritim Angkatan Laut dan Angkatan Udara Militer Pendudukan Jepang. 

Dapat ditemukan dengan mudah beberapa lokasi bunker dan terowongan Jepang saat Anda berkunjung ke Sabang dimana tersebar di beberapa lokasi, yaitu:  Sabang Hill, Pantai Anoi Itam, Gunung Sarung Keris, Bate Shok, Gunung Labu, Aneuk Laot, Tapak Gajah, dan Ujung Karang. Yang termudah untuk Anda temukan adalah yang berlokasi di Pantai Anom dan Desa Cot’Bau, Bunker di desa Cot Bau, berupa goa pertahanan di tebing bukit Sepanjang Jalan menuju Danau Aneuk Laot.

Lokasi + foto
·         Ie Meulee , Stadion Sabang Merauke
Dari beberapa info yang saya peroleh dari masyarakat setempat mereka mengatakan bahwa benteng ini merupakan pusat saluran radio militer pada masa penjajahan jepang dahulu. benteng ini katanya bersatu benteng dengan yang dibawah. Dan ini merupakan pusat saluran radio pada masa itu.
·         Ie Meulee , SMPN 2 sabang

·         Ie meulee , sumur tiga

·         Ie meule , sumur tiga

·         Ie meulee , sumur tiga perumahan warga
·         Ie meulee , perumahan warga 

·         Ujung karang , sebelum batu tinggi 

 

·         Ujung karang , dekat batu daun 

·         Ujung karang , dekat batu daun 
·         Ujung karang , dekat batu daun 
·         Anoi itam 
 
·         Tinjau alam 

·         Aneuk laot 
·         Kebun merica , kilang minyak pertamina 
·         Sabang fair 

·         Sabang fair 
·         Sabang fair 
·         Tapak gajah 

·         Tapak gajah

·         Ie meulee , komplek perumahan navigasi 

·         Ie meulee, komplek perumahan navigasi
·         Ie meulee , depan kantor LLAJ pantai jaya 

·         Bypass , SMK 1 Sabang

Ada sebahagian benteng disabang sudah tidak terawat lagi.
·         Cot bak panah , gampong cot abeuk

·         Taman ria , depan Mess samudra 

·         Jalan malahayati ,depan kantor karantina kesehatan pelabuhan (kantor lama) 

·         Ie meulee, sumur tiga 

·         Sabang fair

Ada tujuh meriam yang dipindahkan dari beberapa bunker / benteng . hal ini dilakukan untuk kepentingan pariwisata dan bentuk aslinya tidak dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya dokumentasikan, dikarenakan cuaca yang tidak mendukung plus waktu yang sangat - sangat sedikit menyebabkan hanya segini yang bisa saya sampaikan, bila ada kesalahan kata mohon dimaafkan assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Thanks to :    
Allah SWT, My parents, My family, My friend.

Yuda Aditya
Kelas XI MIA 2, SMA 1 Sabang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar