Kota Sabang yang berada di ujung barat indonesia
adalah salah satu pulau yang memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa,
seorang Ahli bumi Yunani, Ptolomacus , menyebut dan memperkenalkan pulau
tersebut sebagai Pulau Emas di peta para pelaut. keindahan laut dan terumbu
karang yang sangat indah dapat kita temui di pantai iboh, pantai gapang, pantai
rubiah,pantai kasih, pantai sumur tiga, pantai anoitam, pantai pasir putih dan
masi banyak lagi tempat yang indah untuk dikunjungi.
Bahkan keindahan laut dan terumbu karang yang ada di
sabang mampu menyaingi keindahan laut di seluruh indonesia. setelah raja ampat,
lombok, dan sabang termasuk tiga besar laut terindah di seluruh indonesia.
keindahan kota sabang bukan hanya dari sisi lautnya saja tetapi juga dari
panorama terbit matahari yang bisa kita temui di anoitam berjarak sekitar 11 KM
dari kota, dan pemandangan terbenamya matahari yang bisa kita temui di sabang
hill berjarak sekitar 2 KM dari kota.
Biarpun kota sabang begitu kaya akan keindahan, tetapi
kota sabang juga memiliki begitu banyak sejarah dan legenda, sejarah yang saya
maksud adalah sejarah benteng-benteng pertahanan belanda dan jepang yang masih
tersisa hampir diseluruh pesisiran sabang.
Nama Sabang sendiri, berasal dari bahasa Aceh ”Saban”,
yang berarti sama rata atau tanpa diskriminasi. Kata itu berangkat dari
karakter orang Sabang yang cenderung mudah menerima pendatang atau pengunjung.
Karakter ini agak berbeda dengan karakter orang Aceh umumnya yang cenderung
tertutup terhadap orang yang baru mereka kenal.
Versi lain menyebutkan bahwa nama Sabang berasal dari
bahasa arab, yaitu "Shabag" yang artinya gunung meletus. Dahulu kala
masih banyak gunung berapi yang masih aktif di Sabang, hal ini masih bisa
dilihat di gunung berapi di Jaboi dan Gunung berapi di dalam laut Pria Laot.
Sedangkan Pulau Weh berasal dari kata dalam bahasa
aceh, ”weh” yang artinya pindah, menurut sejarah yang beredar Pulau Weh pada
mulanya merupakan satu kesatuan dengan Pulau Sumatra, yakni penyatuan daratan
sabang dengan daratan Ulee Lheue. Ulee Lheue di Banda Aceh berasal dari kata
Ulee Lheueh ("Lheueh" ; yang terlepas). Syahdan, bahwa Gunung
berapi-lah (yang teresbut diatas) meletus dan menyebabkan kawasan ini terpisah.
Seperti halnya Pulau Jawa dan Sumatera dulu, yang terpisah akibat Krakatau
meletus.
Pulau "W" / Weh / Sabang Dalam Versi lain,
Pulau Weh juga terkenal dengan pulau "We" tanpa h. ada yang berasumsi
jika pulau weh diberi nama pulau we karena bentuknya seperti huruf
"W".
Menurut sebuah legenda menceritakan putri cantik
jelita yang mendiami pulau ini meminta kepada Sang Pencipta agar tanah di
pulau-pulau ini bisa ditanami. Untuk itu, dia membuang seluruh perhiasan
miliknya sebagai bukti keseriusannya. Sebagai balasannya, Sang Pencipta
kemudian menurunkan hujan dan gempa bumi di kawasan tersebut, Kemudian terbentuklah danau yang lalu diberi nama
Aneuk Laot.
Danau seluas lebih
kurang 30 hektar itu hingga saat ini menjadi sumber air bagi masyarakat
Sabang meski ketinggian airnya terus menyusut. Setelah keinginannya terpenuhi,
sang putri menceburkan diri ke laut.
Meski tidak ada sumber tertulis yang jelas, keinginan
sang putri agar Sabang menjadi daerah yang subur dan indah setidaknya tecermin
dari adanya taman laut yang indah di sekitar Sabang. Kondisi yang demikian
kenyataannya juga telah memberi penghidupan kepada masyarakat.
Bukan hanya itu, legenda pulau rubiah juga diketahui
betul oleh masyarakat sabang, ada yang mengatakan Rubiah adalah satu nama orang
yang diambil dari nama Siti Rubiah yang ditabalkan menjadi sebuah nama di
Kelurahan Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang.
Siti Rubiah adalah anak dari Tengku Mustafa dan
bersuamikan Tengku Ibrahim yang digelar juga Tengku Iboih yang berasal dari
Iboih Pidie. Pada masa Sultanah Ratu Syafiatudin, Tengku Ibrahim
adalah salah seorang ulama dan menantu dari Tengku Mustafa yang ada di Iboih
Pidie.
Tengku Ibrahim adalah salah seorang ulama yang setuju
bahwasanya seorang wanita Ratu Syafiatudin itu menjadi Pimpinan Kerajaan pada
masa itu, sehingga dianya mengasingkan diri kesebuah Pulau yang disebut Pulau
WEH. Setelah menetap beberapa saat di Pulau WEH dan mengadakan
aktifitas sebagai guru ngaji dan lain-lainnya dan tak berapa lama sang istri
yang bernama Siti Rubiah menyusul dan menetap di Pulau WEH.
Setelah beberapa tahun Tengku Ibrahim dan Siti Rubiah
menetap di Pulau WEH , suatu ketika terjadilah selisih paham antara keduanya
yang disebabkan karma ketika Siti Rubiah datang ke Pulau WE , dia datang
bersama keponakannya dan membawa seekor anjing.
Menurut Tengku Ibrahim memelihara anjing adalah haram
dalam Islam, sedangkan Siti Rubiah menganggap anjing itu penjaga dari binatang
buas apabila sewaktu-waktu diganggu oleh binatang buas, siti rubiah juga
mengikut sertakan seoarang laki-laki bersamanya yang bukan muhrimnya, itu
dilarang dalam agama sehingga terjadilah konflik antara keduanya serta huru
hara yang tidak dapat dihindari sehingga terjadilah pertengkaran hebat antara
keduanya.
Dari hasil musyawarah dari kedua insane keduanya yang
difasilitasi oleh masyarakat sekitarnya karena sudah berlainan faham maka harta
kekayaan dibagi dua dengan catatan binatang ternak jadi milik Siti Rubiah
sedangkan tumbuh-tumbuhan atau tempat tinggal dibagi menjadi dua lokasi, lokasi
pertama di Iboih jatuh untuk Tengku Ibrahim sedangkan yang dipulau sebelahnya
menjadi milik Siti Rubiah.
Pada saat klimak pembagian harta binatang ternak maka
kerbau, kambing, ayam, itik dan dan lainnya ikut Siti Rubiah yang bersebelahan
dengan Iboih, dengan amarahnya Tengku Ibrahim menyumpah binatang-binatang
ternak itu khususnya kerbau yang ikut Siti Rubiah kepulau sebelah dikutuk
menjadi batu yang sekarang ini namanya Batu Meuron-Ron, Maka menetapkan Siti Rubiah dipulau tersebut dengan
binatang yang selamat dan santri-santri yang ada disekitarnya, untuk kelompok
pengajian menuntut ilmu agama dan berawal dari situlah nama Siti Rubiah itu
ditabalkan menjadi nama Pulau Rubiah dan ianya adalah salah seorang aulia
keramat 44 sampai sekarang masih dipercaya adanya sampai sekarang.
Sekian artikel dari saya bila ada kesalahan kata saya
mohon maaf, dan saya mohon kritik dan saranya untuk pembelajaran kedepan,
semoga artikel ini bermanfaat untuk sipembaca dan dapat menarik perhatian dunia
untuk berkunjung ke kota sabang langsung, dan tidak hanya melihat sabang dari
foto, karna sabang jauh lebih indah dari foto yang anda liat diatas ataupun di
sosial media mana pun.
Nama : zarman Syahputra Uly
Asal Sekolah : SMAN 1 Sabang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar