Rabu, 05 November 2014

Legenda di Balik Kota Pariwisata


Kota Sabang yang berada di ujung barat indonesia adalah salah satu pulau yang memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa, seorang Ahli bumi Yunani, Ptolomacus , menyebut dan memperkenalkan pulau tersebut sebagai Pulau Emas di peta para pelaut. keindahan laut dan terumbu karang yang sangat indah dapat kita temui di pantai iboh, pantai gapang, pantai rubiah,pantai kasih, pantai sumur tiga, pantai anoitam, pantai pasir putih dan masi banyak lagi tempat yang indah untuk dikunjungi.
Bahkan keindahan laut dan terumbu karang yang ada di sabang mampu menyaingi keindahan laut di seluruh indonesia. setelah raja ampat, lombok, dan sabang termasuk tiga besar laut terindah di seluruh indonesia. keindahan kota sabang bukan hanya dari sisi lautnya saja tetapi juga dari panorama terbit matahari yang bisa kita temui di anoitam berjarak sekitar 11 KM dari kota, dan pemandangan terbenamya matahari yang bisa kita temui di sabang hill berjarak sekitar 2 KM dari kota.
Biarpun kota sabang begitu kaya akan keindahan, tetapi kota sabang juga memiliki begitu banyak sejarah dan legenda, sejarah yang saya maksud adalah sejarah benteng-benteng pertahanan belanda dan jepang yang masih tersisa hampir diseluruh pesisiran sabang.
Nama Sabang sendiri, berasal dari bahasa Aceh ”Saban”, yang berarti sama rata atau tanpa diskriminasi. Kata itu berangkat dari karakter orang Sabang yang cenderung mudah menerima pendatang atau pengunjung. Karakter ini agak berbeda dengan karakter orang Aceh umumnya yang cenderung tertutup terhadap orang yang baru mereka kenal.
Versi lain menyebutkan bahwa nama Sabang berasal dari bahasa arab, yaitu "Shabag" yang artinya gunung meletus. Dahulu kala masih banyak gunung berapi yang masih aktif di Sabang, hal ini masih bisa dilihat di gunung berapi di Jaboi dan Gunung berapi di dalam laut Pria Laot.
Sedangkan Pulau Weh berasal dari kata dalam bahasa aceh, ”weh” yang artinya pindah, menurut sejarah yang beredar Pulau Weh pada mulanya merupakan satu kesatuan dengan Pulau Sumatra, yakni penyatuan daratan sabang dengan daratan Ulee Lheue. Ulee Lheue di Banda Aceh berasal dari kata Ulee Lheueh ("Lheueh" ; yang terlepas). Syahdan, bahwa Gunung berapi-lah (yang teresbut diatas) meletus dan menyebabkan kawasan ini terpisah. Seperti halnya Pulau Jawa dan Sumatera dulu, yang terpisah akibat Krakatau meletus.
Pulau "W" / Weh / Sabang Dalam Versi lain, Pulau Weh juga terkenal dengan pulau "We" tanpa h. ada yang berasumsi jika pulau weh diberi nama pulau we karena bentuknya seperti huruf "W".
Menurut sebuah legenda menceritakan putri cantik jelita yang mendiami pulau ini meminta kepada Sang Pencipta agar tanah di pulau-pulau ini bisa ditanami. Untuk itu, dia membuang seluruh perhiasan miliknya sebagai bukti keseriusannya. Sebagai balasannya, Sang Pencipta kemudian menurunkan hujan dan gempa bumi di kawasan tersebut, Kemudian terbentuklah danau yang lalu diberi nama Aneuk Laot.
Danau seluas lebih  kurang 30 hektar itu hingga saat ini menjadi sumber air bagi masyarakat Sabang meski ketinggian airnya terus menyusut. Setelah keinginannya terpenuhi, sang putri menceburkan diri ke laut.
 Meski tidak ada sumber tertulis yang jelas, keinginan sang putri agar Sabang menjadi daerah yang subur dan indah setidaknya tecermin dari adanya taman laut yang indah di sekitar Sabang. Kondisi yang demikian kenyataannya juga telah memberi penghidupan kepada masyarakat.
 Bukan hanya itu, legenda pulau rubiah juga diketahui betul oleh masyarakat sabang, ada yang mengatakan Rubiah adalah satu nama orang yang diambil dari nama Siti Rubiah yang ditabalkan menjadi sebuah nama di Kelurahan Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang.
Siti Rubiah adalah anak dari Tengku Mustafa dan bersuamikan Tengku Ibrahim yang digelar juga Tengku Iboih yang berasal dari Iboih Pidie. Pada masa Sultanah Ratu Syafiatudin, Tengku Ibrahim adalah salah seorang ulama dan menantu dari Tengku Mustafa yang ada di Iboih Pidie.
 Tengku Ibrahim adalah salah seorang ulama yang setuju bahwasanya seorang wanita Ratu Syafiatudin itu menjadi Pimpinan Kerajaan pada masa itu, sehingga dianya mengasingkan diri kesebuah Pulau yang disebut Pulau WEH. Setelah menetap beberapa saat di Pulau WEH dan mengadakan aktifitas sebagai guru ngaji dan lain-lainnya dan tak berapa lama sang istri yang bernama Siti Rubiah menyusul dan menetap di Pulau WEH.
 Setelah beberapa tahun Tengku Ibrahim dan Siti Rubiah menetap di Pulau WEH , suatu ketika terjadilah selisih paham antara keduanya yang disebabkan karma ketika Siti Rubiah datang ke Pulau WE , dia datang bersama keponakannya dan membawa seekor anjing.
 Menurut Tengku Ibrahim memelihara anjing adalah haram dalam Islam, sedangkan Siti Rubiah menganggap anjing itu penjaga dari binatang buas apabila sewaktu-waktu diganggu oleh binatang buas, siti rubiah juga mengikut sertakan seoarang laki-laki bersamanya yang bukan muhrimnya, itu dilarang dalam agama sehingga terjadilah konflik antara keduanya serta huru hara yang tidak dapat dihindari sehingga terjadilah pertengkaran hebat antara keduanya.
Dari hasil musyawarah dari kedua insane keduanya yang difasilitasi oleh masyarakat sekitarnya karena sudah berlainan faham maka harta kekayaan dibagi dua dengan catatan binatang ternak jadi milik Siti Rubiah sedangkan tumbuh-tumbuhan atau tempat tinggal dibagi menjadi dua lokasi, lokasi pertama di Iboih jatuh untuk Tengku Ibrahim sedangkan yang dipulau sebelahnya menjadi milik Siti Rubiah.
Pada saat klimak pembagian harta binatang ternak maka kerbau, kambing, ayam, itik dan dan lainnya ikut Siti Rubiah yang bersebelahan dengan Iboih, dengan amarahnya Tengku Ibrahim menyumpah binatang-binatang ternak itu khususnya kerbau yang ikut Siti Rubiah kepulau sebelah dikutuk menjadi batu yang sekarang ini namanya Batu Meuron-Ron, Maka menetapkan Siti Rubiah dipulau tersebut dengan binatang yang selamat dan santri-santri yang ada disekitarnya, untuk kelompok pengajian menuntut ilmu agama dan berawal dari situlah nama Siti Rubiah itu ditabalkan menjadi nama Pulau Rubiah dan ianya adalah salah seorang aulia keramat 44 sampai sekarang masih dipercaya adanya sampai sekarang.

Sekian artikel dari saya bila ada kesalahan kata saya mohon maaf, dan saya mohon kritik dan saranya untuk pembelajaran kedepan, semoga artikel ini bermanfaat untuk sipembaca dan dapat menarik perhatian dunia untuk berkunjung ke kota sabang langsung, dan tidak hanya melihat sabang dari foto, karna sabang jauh lebih indah dari foto yang anda liat diatas ataupun di sosial media mana pun.
Nama : zarman Syahputra Uly
Asal Sekolah : SMAN 1 Sabang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar